Kue Angku, si merah merekah dengan cita rasa legit dan tekstur kenyal, adalah camilan tradisional yang tak lekang oleh waktu. Namanya sendiri berasal dari bahasa Hokkien, “Ang Ku Kueh,” yang berarti “kue kura-kura merah.” Bentuknya yang menyerupai tempurung kura-kura bukan tanpa makna. Dalam budaya Tionghoa, kura-kura melambangkan umur panjang dan keberuntungan. Jadi, menyantap Kue Angku diharapkan membawa berkah dan rezeki bagi yang menikmatinya.
Lebih dari sekadar bentuk, Kue Angku memikat lidah dengan kombinasi rasa manis dan gurih yang pas. Kulitnya terbuat dari tepung ketan yang diuleni sempurna, memberikan sensasi kenyal yang adiktif. Pewarna merah alaminya berasal dari bahan-bahan seperti bit atau angkak, menambah daya tarik visualnya.
Isian Kue Angku pun beragam, namun yang paling populer adalah kacang hijau yang dihaluskan dan dimaniskan. Kelembutan isian kacang hijau berpadu harmonis dengan tekstur kenyal kulitnya, menciptakan pengalaman makan yang tak terlupakan. Selain kacang hijau, varian modern Kue Angku juga menawarkan isian seperti cokelat, ubi ungu, atau bahkan durian, menyesuaikan selera para penikmatnya.
Meskipun tergolong kue tradisional, Kue Angku tetap eksis di tengah gempuran camilan modern. Keberadaannya mudah ditemukan di pasar tradisional, toko kue, hingga acara-acara perayaan. Kue Angku bukan hanya sekadar makanan, tetapi juga bagian dari warisan budaya yang patut dilestarikan. Jadi, jangan lewatkan kesempatan untuk mencicipi Kue Angku, si merah pembawa keberuntungan dengan cita rasa yang menggoda!
