Kue Tok: Si Manis Legit Berbalut Daun Pisang, Ikon Kuliner Peranakan yang Melegenda
Kue Tok, atau yang juga dikenal dengan nama Kue Ku, adalah salah satu ikon kuliner peranakan yang begitu populer di Indonesia. Kue ini memiliki ciri khas bentuk seperti cangkang kura-kura, dengan warna merah cerah yang menggugah selera. Tak hanya tampilannya yang menarik, rasa manis legitnya juga membuat kue ini digemari oleh berbagai kalangan usia.
Bahan dasar Kue Tok umumnya terdiri dari tepung ketan yang dicampur dengan santan, memberikan tekstur kenyal yang khas. Isiannya bervariasi, namun yang paling umum adalah kacang hijau yang telah dihaluskan dan dimasak dengan gula. Proses pembuatan Kue Tok membutuhkan ketelitian dan kesabaran, terutama dalam membentuk adonan agar menyerupai kura-kura dan memastikan isiannya merata.
Warna merah pada Kue Tok bukan sekadar hiasan. Dalam budaya Tionghoa, warna merah melambangkan keberuntungan dan kemakmuran. Bentuk kura-kura pun memiliki makna tersendiri, yaitu simbol umur panjang dan kesehatan. Tak heran, Kue Tok seringkali disajikan dalam acara-acara penting seperti perayaan ulang tahun, pernikahan, atau hari raya Imlek.
Keunikan Kue Tok juga terletak pada pembungkusnya, yaitu daun pisang. Daun pisang memberikan aroma yang khas dan alami pada kue, serta membantu menjaga kelembapannya. Proses pengukusan juga menjadi kunci dalam menghasilkan Kue Tok yang sempurna, dengan tekstur yang lembut dan rasa yang lezat.
Saat ini, variasi Kue Tok semakin beragam. Selain isian kacang hijau, terdapat pula isian lain seperti cokelat, durian, atau ubi ungu. Warna kue pun tidak hanya merah, tetapi juga hadir dalam warna hijau, kuning, atau bahkan hitam. Meskipun demikian, ciri khas rasa manis legit dan tekstur kenyalnya tetap menjadi daya tarik utama dari Kue Tok.
Kue Tok bukan hanya sekadar camilan, tetapi juga bagian dari warisan budaya yang perlu dilestarikan. Menikmati Kue Tok adalah cara untuk merasakan kelezatan kuliner peranakan yang kaya akan sejarah dan makna.

