Kue Keranjang, si legit manis yang tak lekang oleh waktu, adalah sajian wajib saat perayaan Imlek. Lebih dari sekadar camilan, kue ini sarat makna filosofis dan tradisi yang diwariskan dari generasi ke generasi. Teksturnya yang kenyal, rasa manis yang khas, dan aroma gula aren yang menggoda, menjadikan kue keranjang selalu dinanti kehadirannya.
Dikenal juga dengan nama Nian Gao, kue keranjang terbuat dari tepung ketan dan gula aren. Proses pembuatannya memakan waktu cukup lama, mulai dari pencampuran bahan hingga proses pengukusan yang bisa mencapai belasan jam. Inilah yang membuat kue keranjang memiliki tekstur yang unik dan rasa manis yang tahan lama.
Lebih dari sekadar rasa, bentuk bulat dan tekstur lengket kue keranjang melambangkan persatuan, keharmonisan, dan rezeki yang tak putus-putus. Dihidangkan saat Imlek, kue ini diharapkan membawa keberuntungan dan kemakmuran bagi seluruh anggota keluarga di tahun yang baru.
Selain dinikmati langsung, kue keranjang juga bisa diolah menjadi berbagai kreasi menarik. Digoreng dengan tepung, dipadukan dengan santan, atau bahkan dijadikan isian martabak manis, semua tergantung selera dan kreativitas. Kue keranjang goreng yang renyah di luar dan lembut di dalam menjadi favorit banyak orang.
Di era modern ini, kue keranjang tetap eksis dan mudah ditemukan di berbagai toko kue dan pasar tradisional menjelang perayaan Imlek. Bahkan, banyak inovasi rasa dan bentuk yang bermunculan, namun tetap mempertahankan ciri khasnya. Kue keranjang bukan hanya sekadar makanan, tetapi juga bagian tak terpisahkan dari tradisi Imlek yang kaya akan makna.