Kue hantaran adat Jawa bukan sekedar kue tapi juga ada simbol di dalamnya. Itu sebabnya jenis kue hantaran adat Jawa tidak boleh sembarangan. Bahkan, sering kali keluarga calon mempelai pria akan berkonsultasi dulu pada sesepuh atau konsultan adat untuk memastikan bahwa tidak ada jenis kue yang tertinggal.
Jenis kue yang diberikan dalam hantaran lamaran adat jawa adalah kue-kue tradisional atau biasa disebit jajan pasar yang berbahan dasar ketan. Setelah diolah, ketan ini menjadi olahan yang rasanya manis.
Mengutip Kompas, ketan dan rasa yang manis memiliki arti. Ketan yang lengket melambangkan persatuan dua keluarga sedangkan rasa manis adalah simbol keharmonisan rumah tangga.
Biasanya kue hantaran lamaran adat jawa akan dihias di dalam wadah tampah tapi saat ini kreasi hantaran lamaran semakin modern. Sering kali kue hantaran lamaran ini diletakkan dalam kaca akrilik dengan hiasan bunga-bunga yang cantik maupun asesoris lainnya.
Berikut ini 9 jenis kue hantaran adat jawa yang tidak hanya enak tapi memiliki filosofi yang mendalam.
Baca Juga : Kue hantaran lamaran modern, Bolu Kue Hantaran Pernikahan
Daftar isi
1. Jadah
Jadah adalah kue tradisional yang memiliki terbuat dari ketan dan kelapa parut. Umumnya, jadah berbentik bulat berwarna putih. Tapi, Ketika menjadi bagian dari hantaran lamaran, jadah dibentu dengan model yang beragam. Ada yang berbentuk bunga atau hati. Jadah wajib ada dalam hantaran lamaran. Itu karena filosofi yang ketan yang jadi bahan utama kue tersebut. Diharapkan, pasangan calon pengantin beserta keluarganya bisa lengket dna menyatu seperti layaknya jadah.
2. Kue putri mandi
Entah mengapa kue yang satu ini bernama putri mandi tapi yang jelas, kue ini wajib ada dalam hantaran lamaran adat jawa. Bentuknya bola-bola warna-warni dengan santan warna putih seperti kolam susu. Putri mandi menjadi simbol kehidupan pasangan yang tidak terpisahkan
3. Klepon
Kue hantaran lamaran adat Jawa yang berbentuk bulat dan didalamnya ada gula aren ini menjadi kue yang penuh kejutan. Mengapa? Karena pada saat kue ini digigit, cairan gula aren yang ada didalamnya akan muncrat keluar. Mengutip Kumparan, proses pembuatan klepon yang sederhana menjadi harapan bagi calon pengantin untuk tetap hidup sederhana dan penuh namun penuh dengan kebahagiaan.
4. Madumongso
Makanan yang mulai langka ini boleh disebut sebagai permen tradisional. Madumongso terbuat dari ketan hitam yang difermentasikan dan dimasak dengan gula. Madumongso dibungkus dengan kertas berwarna-warni. Tak hanya wajib ada di lamaran adat Jawa, madumongso juga wajib ada dalam acara pernikahan. Di acara pernikahan, biasanya madumongso disajikan diatas piring yang ditata diatas meja berdampingan dengan kue tradisional lainnya.
5. Lemper
Kue hantaran lamaran adat Jawa ini terbuat dari ketan dengan isian ayam memiliki filosofi agar kedua calon pengantin bisa lengket sampai kakek dan nenek. Lemper sangat sering kita jumpai sebagai jajanan lamaran jawa karena mudah dibuat dan mudah dijumpai jika kita ingin membelinya.
6. Kue Ku
Kue akulturasi Tionghoa dan Jawa ini berbentuk seperti tempurung kura-kura. Namun, saat ini bentuk kue ku sudah di modofikasi menjadi bentuk buah-buah kecil. Biasanya kue ku berwarna hijau atau merah. Seperti kue tradisional yang digunakan pada hantaran lamaran adat Jawa yang terbuat dari ketan, kue ku memiliki filosofi untuk kelanggengan rumah tangga.
7. Kue lapis
Untuk membuat kue lapis yang memiliki lapisan warna yang cantik, ternyata bukan perkara sederhana. Butuh kesabaran dan ketelatenan untuk bisa menjadikannya benar-benar sempurna. Filosofi itulah yang membuat kue lapis menjadi salah satu item yang wajib ada dalam lamaran adat Jawa.
8. Wajik
Kue yang terbuat dari ketan dan gula jawa ini disebut wajik karena bentuknya seperti wajik. Seperti hantaran yang terbuat dari jenang, wajik juga sebagai simbol hubungan yang erat dan tidak terpisahkan.
9. Jenang
Proses pembuatan jenang yang memakan waktu lama dan membutuhkan gotong royong menjadi doa bagi calon pengantin agar tetap sabar dalam mengarungi kehidupan rumah tangga dan tetap bergotong royong agar rumah tangga awet. Tentunya, bentuk jenang yang lengket menjadi doa agar pasangan suami istri tersebut tetap awet sampai tua. Jenang ini sangat sering kita lihat sebagai jajanan lamaran jawa karena memang sudah umum.
Kekayaan budaya adat Jawa membuat makanan yang sederhana menjadi penuh makna. Bagi pembaca yang ingin membuat atau membawa hantaran adat Jawa bisa mengkomunikasikan dengan sesepuh atau membaca literatur mengenai jenis-jenis hantaran untuk adat Jawa.