Kaastengel, si keju renyah yang menggoda selera, merupakan camilan khas Lebaran yang tak pernah absen menghiasi meja tamu. Kue kering ini, dengan cita rasa gurih keju yang kuat, telah menjadi bagian tak terpisahkan dari tradisi kuliner Indonesia.
Asal usul Kaastengel sendiri diyakini berasal dari pengaruh Belanda. Nama “Kaastengel” merupakan adaptasi dari bahasa Belanda “kaasstengels”, yang secara harfiah berarti “batang keju”. Hal ini merujuk pada bentuknya yang menyerupai batang kecil dengan rasa keju yang dominan.
Keistimewaan Kaastengel terletak pada teksturnya yang renyah dan lumer di mulut. Proses pembuatannya melibatkan penggunaan keju cheddar, edam, atau parmesan berkualitas tinggi, yang diparut halus dan dicampurkan dengan adonan tepung terigu, mentega, dan telur. Adonan kemudian dipotong-potong menjadi bentuk batang kecil dan dipanggang hingga berwarna kuning keemasan.
Setiap gigitan Kaastengel menghadirkan ledakan rasa keju yang gurih dan nikmat. Aroma keju yang harum pun mampu membangkitkan selera, menjadikannya camilan favorit bagi semua kalangan usia. Tak hanya dinikmati saat Lebaran, Kaastengel juga sering disajikan sebagai teman minum teh atau kopi di berbagai acara lainnya.
Variasi Kaastengel kini semakin beragam. Ada yang menambahkan taburan keju parut di atasnya, ada pula yang mencoba memadukan rasa pedas dengan menambahkan bubuk cabai. Namun, esensi Kaastengel sebagai kue kering keju yang renyah dan gurih tetap terjaga.
Kaastengel bukan hanya sekadar camilan, tetapi juga simbol kebersamaan dan kehangatan keluarga. Kehadirannya di meja Lebaran menjadi pengingat akan tradisi dan nilai-nilai luhur yang terus dilestarikan dari generasi ke generasi. Jadi, jangan lupa sertakan Kaastengel dalam daftar camilan favoritmu!